Mayoritas Saham Operator Telko Turun Awal 2020, Bagaimana Prediksi Selanjutnya?

Jakarta. Sepanjang awal tahun ini hingga Kamis (16/1), mayoritas saham operator telekomunikasi mencatatkan penurunan harga.

  • Saham PT Indosat Tbk (ISAT) merosot 7,14% year to date (ytd) ke Rp 2.730 per saham
  • Saham PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) turun 4,44% menjadi Rp 129.
  • Saham PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) terkoreksi 3,51% ke Rp 3.850.
  • Saham PT XL Axiata Tbk (EXCL) naik 2,46% ke Rp 3.330 per saham. 

Analis RHB Sekuritas Indonesia Michael Wilson Setjoadi mengatakan, penurunan ini terjadi karena pasar saham pada awal tahun ini lebih berpihak ke sektor pertambangan. Terlebih lagi, sepanjang tahun lalu, keempat saham tersebut telah mencetak kenaikan harga.

Kenaikan harga tertinggi diraih oleh FREN yang sepanjang 2019 melesat 74,68% ke Rp 138 per saham, disusul ISAT yang naik 72,19% ke Rp 2.910, EXCL naik 57,5% ke Rp 3.150, serta TLKM yang tumbuh 5,87% ke Rp 3.970 per saham. Oleh karena itu, koreksi harga yang terjadi pada saham-saham ini tergolong wajar.

Untuk EXCL yang menjadi satu-satunya saham telekomunikasi yang membukukan kenaikan sepanjang awal tahun ini, analis Jasa Utama Capital Sekuritas Chris Apriliony menilai, hal tersebut terjadi karena harga EXCL yang terkoreksi cukup dalam pada November-Desember 2019. Dengan begitu, pada awal 2020, saham ini dibuka dengan harga yang cukup murah.  

Meski mayoritas saham sektor ini turun pada permulaan 2020, Chris melihat bahwa ke depan, saham-saham tersebut bisa naik kembali. "Pasalnya, saya prediksi kinerja pada tahun ini meningkat. Jadi, ada kemungknan dividen yang dibagikan tahun ini akan lebih besar," kata Chris. Akan tetapi, ia memprediksi bahwa dalam jangka pendek, saham-saham tersebut masih akan melemah.  

Bernada serupa, Michael juga memprediksi harga saham emiten-emiten tersebut akan kembali naik. Selain karena tergolong sektor yang defensif, menurut dia, kompetisi antarperusahaan juga sudah mulai berkurang. "Para pemain telekomunikasi sudah menaikkan harga paket data sejak semester II-2019," ucap dia.

Meski mayoritas saham sektor ini turun pada permulaan 2020, Chris melihat bahwa ke depan, saham-saham tersebut bisa naik kembali. "Pasalnya, saya prediksi kinerja pada tahun ini meningkat. Jadi, ada kemungknan dividen yang dibagikan tahun ini akan lebih besar," kata Chris. Akan tetapi, ia memprediksi bahwa dalam jangka pendek, saham-saham tersebut masih akan melemah.  

Bernada serupa, Michael juga memprediksi harga saham emiten-emiten tersebut akan kembali naik. Selain karena tergolong sektor yang defensif, menurut dia, kompetisi antarperusahaan juga sudah mulai berkurang. "Para pemain telekomunikasi sudah menaikkan harga paket data sejak semester II-2019," ucap dia.

Untuk itu, Chris menyarankan investor untuk memilih saham TLKM. Menurut dia, meski pertumbuhan saham TLKM tergolong lambat, kinerja perusahaan ini cenderung lebih stabil dibanding yang lain.

Chris merekomendasikan investor untuk buy saham TLKM di area Rp 3.700 per saham dengan target harga 2020 Rp 4.200 per saham. Pada perdagangan Kamis (16/1), harga saham TLKM turun 0,77% ke Rp 3.850.

Sumber: kontan

.

Postingan Terkait

.

Komentar

Detail Post

Tanggal Publish

17 January 2020 07:30WIB

Kategori

News