Ekonomi Dan Pariwisata Banyuwangi Jelang IMF-World Bank

Skeptis, mungkin kata itu yang muncul ketika berbicara mengenai pengaruh pertemuan tahunan IMF-World Bank di Bali Oktober 2018 bagi masyarakat Banyuwangi. Belum banyak masyarakat Banyuwangi yang mengetahui dan menyadari bahwa Indonesia tahun ini mendapat kehormatan untuk menjadi tuan rumah pertemuan IMF-World Bank. Sebagai tuan rumah, Indonesia akan menerima tamu sekitar 18.000 delegasi dari 189 negara yang mayoritas dari mereka adalah orang-orang penting di negaranya.

Faktanya, Banyuwangi telah ditunjuk oleh pemerintah sebagai pendukung Bali dalam menyambut para delegasi. Sebagian dari delegasi ini akan mendarat di Banyuwangi. Lalu, apakah kita tetap skeptis terhadap kedatangan para delegasi ini akan membawa pengaruh bagi masyarakat Banyuwangi? Saya harapkan tidak. Banyak manfaat dan keuntungan yang didapat masyarakat Banyuwangi dari kedatangan para tamu ini.

Manfaat Ekonomi
 

 

Pemilihan Banyuwangi sebagai pendukung Bali dalam pertemuan IMF-World Bank 2018 bukan tanpa alasan yang jelas. Data BPS (2017) menunjukkan terjadi peningkatan signifikan pariwisata di Banyuwangi. Jumlah kunjungan wisatawan dalam negeri pada 2014 tercatat 1.363.530 wisnus, dan pada 2017 ini menjadi 4.832.999. Sementara kunjungan wisatawan mancanegara dari 30.068 pada 2014 melonjak tajam 98.970 orang.

Sementara, lonjakan penumpang pesawat dari 7.826 penumpang pada 2011 menjadi 188.949 penumpang. Pihak Angkasa Pura II sebagai pengelola bandara mentargetkan 300.000 penumpang pada 2018 ini, dengan target membuka rute internasional pada tahun ini.

Selain itu, pada Januari 2018 Banyuwangi mendapatkan penghargaan inovasi pengembangan pariwisata dari ASEAN Tourism Standard Award. Bahkan sebelumnya Badan Pariwisata Perserikatan Bangsa-Bangsa (the United Nations World Tourism Organization/UNWTO) menobatkan Banyuwangi sebagai kawasan dengan inovasi kebijakan pariwisata terbaik dunia 2016.

Untuk itu, saya yakin adanya acara IMF-World Bank 2018 ini akan meningkatkan potensi ekonomi yang berasal dari pariwisata di Banyuwangi.

Kehadiran orang-orang penting dari negara-negara sahabat yang melalui Banyuwangi tidak boleh diabaikan begitu saja. Momen pertemuan tahunan ini, Banyuwangi menargetkan sekitar 2.000 delegasi mancanegara, dengan spending sekitar Rp 3,5 juta per malam, menginap selama minimal dua hari. Ribuan orang penting dunia akan datang ke Indonesia, dan ini harus dimanfaatkan dengan baik. Saya yakin keberadaan mereka akan membuka network di seluruh dunia, sehingga semua stake holder di Banyuwangi harus bersinergi dan membuat strategi bagaimana meninggalkan kesan yang baik bagi mereka.

Kehadiran para bankir dan petinggi negara dari seluruh dunia akan menjadi ajang promosi yang luar biasa bagi pariwisata Banyuwangi sekaligus bergeraknya ekonomi lokal warga. Tidak hanya jumlah kunjungannya, namun bagaimana dampak promosi yang akan didapat Banyuwangi di mancanegara. Koneksi para delegasi tersebut tentunya sudah kelas dunia, mereka pastinya akan bercerita tentang kesannya selama di Indonesia, khususnya di banyuwangi.

Untuk itu berbagai persiapan terus dimatangkan. Dampak langsung lainnya adalah tumbuhnya ekonomi lokal warga. Para delegasi yang datang pastinya akan membelanjakan uangnya di Banyuwangi. Mulai dari penginapan, wisata kuliner, transportasi, hingga suvenir khas Banyuwangi.

Momen ini akan dapat dimanfaatkan untuk menggerakkan ekonomi Banyuwangi. Pemerintah pusat telah siap mendukung dan membantu untuk memfasilitasi masyarakat Banyuwangi menerima para delegasi. Kita bisa menunjukkan ke dunia internasional bagaimana kehidupan masyarakat Indonesia yang rukun dalam keberagaman.

Kesiapan Masyarakat

Jelang kedatangan para delegasi, kami telah mengumpulkan sejumlah pelaku pariwisata Banyuwangi yang terdiri atas agen travel, hotel, restauran, toko suvenir, kelompok sadar wisata (pokdarwis) sebagai pengelola objek wisata. Kami memberikan gambaran dan penekanan apa yang harus disiapkan oleh semua stake holder pariwisata tersebut dalam menyambut para delegasi.

Selain penguasaan bahasa asing di luar bahasa Inggris, salah satu yang disiapkan pelaku wisata adalah kemampuan mengeksplorasi potensi lokal daerah. Mereka sudah di-training intensif untuk bisa menjelaskan berbagai potensi kekayaan lokal Banyuwangi dengan detail.

Selain bercerita tentang sejarah dan kisah di balik objek wisata tertentu, pelaku wisata juga harus paham kebijakan yang kita anut terkait wisata. Misal, guide perlu menjelaskan mengapa di Pantai Pulau Merah tidak ada hotel atau restoran berbintang; ini karena pemkab sengaja memproteksi ekonomi warga lokal setempat agar tidak diserbu pemodal besar. Pemkab menggandeng budayawan yang tergabung dalam Dewan Kesenian Blambangan untuk mempertajam wawasan pelaku wisata tentang Banyuwangi.

Dukungan Pemerintah Pusat

Pemerintah Pusat memberikan dukungan kerja sama kepada pemerintah Kabupaten Banyuwangi sebagai salah satu daerah pendukung pertemuan tahunan IMF-World Bank. Menteri Koordinator Kemaritiman Luhut Pandjaitan memimpin langsung rapat persiapan percepatan infrastruktur di Banyuwangi yang dihadiri 14 instansi lintas sektoral. Rapat tersebut dihadiri Menteri Pariwisata, Dirjen Hubungan Udara Dirjen Bina Marga Kementerian Kepala Balitbang Kementerian LHK Agus Justianto. Hadir juga perwakilan dari Angkasa Pura II, Pelindo III, dan Perhutani.

Semua permasalahan infrastruktur dipecahkan dalam rapat tersebut. Menko juga meminta agar penyelesaian sebuah proyek infrastruktur dilakukan secara sinergis. Seperti perbaikan infrastruktur di Kawasan Alas Purwo yang melibatkan Pemerintah Pusat, Pemerintah Kabupaten dan Kementrian KLHK. Begitu juga dengan penyelesaian infrastruktur ke Gunung Ijen. Jadi kami merasakan kerja sama yang saling mendukung dan kompak dalam persiapan menyambut pertemuan IMF-World Bank ini.

Selama ini Banyuwangi berusaha untuk memaksimalkan semua potensi yang dimilki. Baik perekonomian warga, kualitas SDM, mempromosikan destinasi pariwisata, hingga kebersihan kota. Semuanya kami upayakan dengan maksimal. Kami berharap pertemuan IMF-World Bank 2018 akan mendorong agar pariwisata Banyuwangi semakin dikenal secara nasional maupun global.

Tugas kami terus menjaga kebersihan, kenyamanan, keamanan, dan keindahan semua destinasi pariwisata agar jumlah kunjungan wisatawan mancanegara dan wisatawan Nusantara terus meningkat. Kami juga ingin Banyuwangi dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi, serta menjadi destinasi pariwisata Indonesia yang membanggakan di mata dunia sebagai The Sunrise of Java.

Abdullah Azwar Anas, Bupati Banyuwangi

 

Artikel ini juga dapat diakses di detik.com

.

Postingan Terkait

.

Komentar

Detail Post

Tanggal Publish

09 July 2018 10:45WIB

Kategori

Opini